Melihat Lebih Dalam PT Delta Djakarta



Add caption
Niat baik tidak selamanya mendapat banyak dukungan. Salah satu contoh adalah niat baik dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ingin membersihkan DKI Jakarta dari unsur-unsur berbau maksiat termasuk menjual saham milik pemprov DKI Jakarta yang sudah 40 tahun di perusahaan produsen bir. Rencana ini ini tidak mendapat persetujuan dari legislatif setempat. Sehingga Isu tersebut menjadi trending topik di Indonesia. 

Salah satu yang keberatan adalah ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi dari PDI-P. Dia mengatakan DKI Jakarta mendapatkan deviden Rp50 milyar pertahun seperti dilansir dari situs sindonews.com jumlah ini berbeda dengan pengakuan Anies yang dikutif dari laman pidatoresmi, dia menyebutkan bahwa deviden dari saham bir tersebut adalah Rp28 milyar pertahun. Prasetyo meminta Anis untuk menjelaskan argumentasinya apa sehingga ingin menjual saham tersebut. Berikut argumentasi lengkap dari Gubernur Anies Baswedan tentang alasan penjualan saham bir DKI Jakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa pemprov DKI Jakarta memiliki Rp1,2 trilyun di bidang produksi minuman beralkohol, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).

PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) adalah sebuah perusahaan bergerak dibidang minuman yang didirikan

tanggal 15 Juni 1970. Perusahaan ini memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat sebagaimana dilansir dari laman britama.com.


Perusahaan yang bergerak di sector minuman itu terbentuk dari Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya pabrik tersebut mengalami beberapa kali perubahan sehingga pada tahun 1970 terbentuk DLTA. DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel Group, Filipina. Induk usaha DLTA dari San Miguel Malaysia (L) Private Limited, Malaysia. Sedangkan Induk usaha utama DLTA adalah Top Frontier Investment Holdings, Inc, berkedudukan di Filipina.

Terdapat tiga pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Delta Djakarta Tbk, antara lain: San Miguel Malaysia (L) Pte. Ltd sebagai pengendali yang memilik saham 58,33% dan Pemda DKI Jakarta (23,34%).

Di tahun 1984, DLTA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DLTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 347.400 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp2.950,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Februari 1984.

Salah satu Jenis bir yang diproduksi oleh perusahaan tersebut adalah minuman beralkohol dengan merek

“Anker”.


Anker adalah salah satu merk bir DLTA. Anker dibuat dengan sebuah proporsi campuran beras ke dalam fermentasi biji gandum (barley malt). Bir ini memiliki kadar alkohol 4,5 persen per saji. Di Indonesia, minuman ini dikonsumsi oleh orang berusia 21 tahun keatas. Bir Anker pertama kali diperkenalkan pada tahun 1932.

Nirwanfiles hadir dengan channel youtube. Lihat koleksi menarik video NirwanFilez

Reactions

Post a Comment

0 Comments

Close Menu