Bakteri Darah Serang Ribuan Kebun Pisang di Padang Tiji

PIDIE-: Serangan bakteri darah terhadap ribuan hektare (ha) kebun pisang kapok dan pisang wak (nama lokal) di kawasan Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh, semakin mengkhawatirkan.


Sedikitnya, 1.000 ha kebun milik petani telah terkena serangan berat. Sebanyak 700 ha di antaranya gagal panen dan mati total. Petani di kawasan penghasil pisang untuk kebutuhan pasar lokal dan nasional itu mengalami kerugian besar dan hilang pendapatan.
Ironisnya, persoalan itu telah dilaporkan ke pemerintah tingkat lokal dan kementerian Pertanian di Jakarta. Tapi tidak ada tanggapan serius dari pihak pemerintah terkait.


Zakaria, tokoh petani pisang di Desa Keupula, Padang Tiji, Senin (10/10), mengatakan 1,5 ha tanaman pisang miliknya mati diserang bahteri. Ia mengalami kerugian Rp 10 juta. "Ini baru biaya produksi. Belum diketahui berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk pembersihan lahan dari batang yang telah mati itu," kata Zakaria.


Padahal, sebelumnya dia mampu memperoleh Rp 1 juta/ minggu dari hasil panen pisang. Tapi sejak peremajaan tanaman setahun terakhir, tidak ada produksi sama sekali. "Pokoknya dari 1,5 ha yang saya tanami kali ini, satu tandan pun tidak berhasil panen," katanya.


Sementara, pengamat hama dan penyakit tanaman di Kabupaten Pidie, Abdullah Ali mengatakan dugaan sementara tanaman pisang itu terserang bakteri darah. Hal itu berdasarkan kondisi buah pisang yang busuk bagian isi dalam. Kemudian menjalar ke batang bagian dalam dan turun akar.


Padang Tiji adalah kawasan penghasil pisang yang memasok untuk kebutuhan pasar lokal dan nasional. Sebagian besar pendapatan masyarakat setempat dari hasil panen pisang.


Media Indonesia (Selasa, 11 Oktober 2011 )

Reactions

Post a Comment

0 Comments

Close Menu